Kota
Tangerang, Banten Muda – Sebuah panggung sederhana
dipersiapkan di lapangan luas yang terletak tepat di depan gedung D,
Universitas Buddhi Tangerang. Tertanggal 7 November 2013 pagi, telah diadakan
perayaan Kathina ke 2557 BE yang melibatkan seluruh tingkat pendidikan di perguruan
Buddhi, yakni TK, SD, SMP, SMA dan SMK. Perayaan Kathina hari itu mengangkat
tema ‘Kathina memperbarui komitmen dalam mendukung Sangha pelestari Dhamma’.
Kathina
sendiri adalah hari besar umat Buddhis yang dirayakan sebagai ungkapan perasaan
terima kasih kepada para bhikkhu/ viharawan. Ungkapan terima kasih tersebut dinyatakan
dengan mempersembahkan barang-barang kebutuhan Bhikkhu Sangha seperti jubah (civara), obat-obatan, makanan serta
perlengkapan sehari-hari lainnya. Maka itu, seluruh murid yang mengikuti
perayaan tersebut diwajibkan untuk membawa dana makan yang nantinya akan
disumbangkan kepada Bhikkhu Sangha dalam acara pindapata.
Perayaannya berlangsung meriah dan begitu ramai, terutama saat pembukaan acara yang diawali dengan pertunjukkan tari kipas dan tari daerah Bali oleh anak-anak SD Perguruan Buddhi, serta duet vocal dari dua murid SMP Perguruan Buddhi yang membawakan lagu Buddhis ‘Kasih’ dengan merdu. Seusai pementasan seni Buddhis sederhana, perayaan memasuki acara utama yakni prosesi puja, penyalaan lilin lima warna, perenungan terhadap paritta Nidhikanda Sutta, dan penyambutan delapan Bhikkhu Sangha, dimana dua di antaranya berasal dari Thailand dan Malaysia.
Salah seorang Bhikkhu, yakni YM. Bhikkhu Cittasanguarang,
dalam perayaan tersebut memberikan siraman rohani tentang cara memaknai hari
Kathina sebagai kesempatan berbuat kebaikan dengan berdana.
“Seseorang yang berdana memiliki lima keunggulan
dibandingkan dengan orang yang tidak berdana. Lima keunggulan itu adalah umur
panjang, lebih cantik/tampan, hidupnya lebih berbahagia/makmur, memiliki banyak
teman dan semakin kuat dalam Dhamma. Maka itu, lewat hari Kathina inilah, mari
berdana dengan senang hati, yakin terhadap perbuatan baik kita serta memiliki
inisiatif sendiri untuk berdana, tidak dengan paksaan,” jelas YM. Bhikkhu
Cittasanguarang yang disambut hangat oleh para peserta perayaan.
Perayaan Kathina pagi itu tak hanya menjadi sekedar
perayaan untuk para peserta yang kebanyakan dari kalangan murid itu, tapi juga
sebagai pengingat bagi tiap orang untuk berhenti sejenak dari segala
kesibukkan, dan mulai berbuat baik dari hal kecil seperti berdana.
“Selain mengajarkan aku untuk berdana, Kathina kali ini
juga keren banget. Apalagi tari kipas dan tari khas Balinya, aku suka. Lain
kali perbanyak pementasan seni Buddhis lagi ya,” ungkap Vienna Clara, salah
satu murid SMA yang mengikuti jalannya perayaan hingga selesai. Rangkaian acara
Kathina pun usa tepat pukul duabelas siang, dengan blessing/pemercikan air suci dan penghormatan sujud kepada
Buddha/namaskara sebagai penutupnya. (ver/ft.ver)