Tapi, itu
semua tak menghalangi tekad Warsito untuk pulang kampung. Dia lantas merintis
pendirian Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar
Technology yang bergerak di bidang teknologi penemuan. Saya ingin pulang ke
Indonesia dan melakukan riset sendiri,” jelas Warsito ketika mengisi seminar
kesehatan di aula RS Sari Asih, Serang, (21/7).
Saat ini Warsito
dan timnya berhasil mengembangkan alat pembasmi kanker otak dan kanker payudara
dengan teknologi tomografi kapasitansi listrik berbasis medan listrik statis
(electrical capacitance volume tomography/ ECVT). Alat itu bisa mendeteksi ada
tidaknya sel kanker di otak. “Dengan alat itu, juga bisa dilihat seberapa parah
kanker otak yang diderita pasien,” jelas Warsito di tengah seminar yang
dihadiri ratusan peserta ini.
Bentuk alat
tersebut dibuat mirip dengan penutup dada yang mengandung aliran listrik statis
di bagian dalam. Penutup dada berwarna hitam itu terhubung dengan sebuah
baterai yang bisa di-charge. “Sengaja dibuat mirip dengan penutup dada biar
mudah digunakan,” papar Warsito.
Penutup
dada tersebut harus dipakai selama 24 jam. Pada minggu pertama, terlihat efek
samping dari alat itu. Namun, efek tersebut tidak sampai menyiksa seperti
proses kemoterapi. Hanya, keringat penderita yang menggunakan alat tersebut
berlendir dan sangat bau. Urine dan fesesnya (kotoran) pun berbau lebih busuk.
Menurut Warsito, hal tersebut menandakan bahwa sel kankernya tengah
dikeluarkan. “Bau busuk itu berasal dari sel kanker yang sudah mati dan
dikeluarkan lewat urine, keringat, dan feses. Tapi, si penderita tidak
merasakan sakit, hanya gerah,” paparnya.
Temuan
Warsito itu ternyata berhasil. Dalam waktu sebulan setelah pemakaian, hasil tes
laboratorium menyatakan bahwa kakaknya negatif kanker. Sebulan kemudian, sang
kakak dinyatakan bersih dari sel kanker yang hampir merenggut nyawa itu.
Keberhasilan
Warsito tersebut ternyata juga menjadi perhatian dunia internasional. Salah
satu di antaranya, The University of King Abdulaziz, Saudi Arabia. Universitas
yang berlokasi di kota Jeddah itu sudah memesan breast activity scanner dan
brain activity scanner. “Dan satu lagi alat scanner untuk perminyakan yang
menggunakan sistem ECVT 128 channel,” jelasnya.
Sebelum
menemukan alat pembasmi kanker payudara dan otak, Warsito sudah dikenal dunia
internasional lewat temuannya, yakni sistem ECVT. Sistem ECVT tersebut
merupakan tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Shizuoka
University, Jepang, pada 1991. Berdasar sistem tersebut, Badan Antariksa
Amerika Serikat (NASA) pun tertarik memakai teknologi pemindai temuan Warsito
tersebut.
NASA
menggunakannya pada pesawat ulang alik. Teknologi tersebut memungkinkan untuk
melihat tembus timbunan material di dinding luar pesawat ulang alik. “Kalau ada
timbunan air di bagian luar pesawat, dindingnya bisa terbakar,” jelasnya.
Tidak hanya
itu. Saat mengajar di Ohio State University pada 2001, dia berhasil
mengembangkan tomografi kapasitansi listrik berbasis medan listrik statis.
Paper yang menjelaskannya dimuat di jurnal Measurement Science and Technology.
Artikel tersebut menjadi paper yang paling banyak diakses di penerbitan online
oleh Institute of Physics (London).
Teknologi
tersebut dipatenkan di Amerika pada 2003. Saat masih aktif mengajar dan
berkutat dengan sejumlah riset di Ohio State University, Amerika Serikat,
Warsito malah memilih pulang ke Indonesia pada 2003. Pilihannya untuk kembali
ke tanah air tidak direstui pihak institusi tempatnya mengajar waktu itu. Masih
banyak kewajiban yang harus dipenuhi Warsito.
Berkat
sejumlah temuannya, Warsito pernah diganjar beberapa penghargaan. Di antaranya,
penghargaan rintisan teknologi industri, Kemenperin; penghargaan inovator
teknologi, Kemenristek; hingga penghargaan Achmad Bakrie pada 2009 untuk
teknologi.
Ke depan
Warsito mengatakan bahwa dirinya ingin memperdalam temuannya. Yakni, alat
pendeteksi kanker otak dan payudara. Dia juga akan menciptakan alat terapi
untuk segala jenis kanker dengan menggunakan metode gelombang listrik statis.
“Fokusnya ke depan ya di tiga itu dulu,” imbuhnya. [*]