JAKARTA, BANTEN MUDA - Bertempat
di Kampus STIE Dharma Bumiputera, Jakarta Selatan, sebuah pelatihan kepenulisan
yang diselenggarakan oleh CeKa Management pada hari Minggu, 16 Juni 2013 itu
digelar. Dengan tema “Sik Asik Menulis, Bersama Berkarya”, pelatihan yang
berlangsung tujuh jam nonstop dan dimeriahkan dengan bazaar buku murah itu
menghadirkan banyak penulis-penulis ternama untuk menjadi narasumbernya. Tepat
pukul sepuluh pagi, para peserta pelatihan yang terdiri dari rombongan SMA,
mahasiswa STIE dan umum, mulai mengisi buku tamu dan masuk ke ruangan
pelatihan. Acara dibuka oleh kata sambutan dari pihak STIE Dharma Bumiputera
beserta Ketua Senat STIE.
Sekitar
pukul sebelas, pelatihan pun dimulai dengan membedah buku ‘Love in Anomaly’
karya Handoko F.Zainsam oleh Abah Yoyok, yang dipandu oleh Reni Erina. Dalam
buku terbarunya, Handoko F.Zainsam menuturkan arti cinta dari sisi lain, yakni
membicarakan tentang luka. Beliau berusaha memaknai arti luka lebih dalam. “Karena
lewat luka, kita mengenal air mata, mengenal indahnya sebuah senyuman. Hidup
ini butuh luka,” ujar Handoko penuh arti. Pembedahan buku juga mengajarkan pada
para peserta bahwa menulis itu memerlukan cinta. Handoko dengan senyum khasnya
sempat menambahkan, “Kita paling jujur pada selembar kertas.” Para peserta pun
mengangguk dengan takjubnya. Di akhir pembedahan buku, Abah Yoyok, yang
didaulat sebagai pembedah buku pada acara itu, menyampaikan tiga hal penting
dalam proses kreatif menulis buku yakni menggali inspirasi/ide, menuliskan hal
yang tidak biasa dan cari figur yang cocok dengan karakter yang tengah
dibangun, lalu kembangkan karakter itu dengan imajinasi sendiri.
Seusai
pembedahan buku, pelatihan dilanjutkan dengan tema ‘Lima Kunci Sukses Menulis’
oleh Reni Erina, salah satu pendiri CeKa Management, juga pemred majalah Story
Teenlit Magazine. Pelatihan berlangsung interaktif, Reni Erina yang akrab
disapa Bunda Erin ini kerap memberi kuis, bertanya dan meminta peserta untuk melatih
kepekaan terhadap sekitar. “Sebab, cara pandang penulis dengan orang biasa itu
berbeda. Penulis menangkap ide di selilingnya. Kuncinya, asah kepekaan. Jika
buntu, cobalah amati sekitar. Ide ada dimana-mana,” ujar Reni Erina dengan
senyum manisnya. Pemaparan oleh Reni Erina berakhir tepat pada jam makan siang.
Peserta pun diberi waktu istirahat sejenak sebelum akhirnya acara diisi kembali
oleh salah satu penulis komedi terkenal, Boim Lebon.
Tawa dari
peserta segera memenuhi ruang ketika Boim Lebon mulai mengisi pelatihan, beliau
banyak bercerita tentang pengalaman dan ide yang didapatnya dari buku-buku
komedi yang berhasil diterbitkan. “Banyak kejadian yang jika dibiarkan, akan
hilang begitu saja. Maka, harus ditulis,” tutur Boim Lebon di antara para
peserta yang menyimaknya dengan senyum kecil. Pelatihan yang terasa menghibur
dan menggelitik itu diakhiri dengan coffee break, ditemani alunan lagu dari
band GiG Project.
Sesi
terakhir dari pelatihan yang merupakan gerakan kepenulisan nasional di lima
kota ini, dilanjutkan dengan talkshow menarik oleh penulis Ana Mustamin dan
Esti Kinasih. Ditemani cangkir kopi, talkshow yang berlangsung lebih dari satu
jam itu banyak membahas mengenai dunia menulis fiksi-nonfiksi serta tips
menghadapi writers block (kebuntuan menulis). “Dalam menulis fiksi, juga harus
dilengkapi data yang akurat. Walaupun fiksi, harus ada logikanya. Inilah yang
membedakan penulis dan pengkhayal. Penulis tidak mengada-ada,” ujar Ana
Mustamin yang kala itu mengenakan mafela kelabu dengan motif polkadot hitam
melilit di lehernya. Tak hanya Ana Mustamin, Esti Kinasih juga menyampaikan cerita
dibalik terbitnya novel teenlit fenomenal miliknya, Fairish. Ketika ia
menggunakan setting tempat, ia harus mencari tahu mengenai tempat itu secara
mendalam dan ketika setting dituliskan, tidak kurang dan tidak lebih, sesuai
kenyataan tempat yang ada. “Ini menjadi bagian dari akurasi data dalam sebuah
karya fiksi,” tambah Esti, salah seorang penulis yang suka menulis ditemani
cahaya remang lilin. Talkshow yang diwarnai dengan hujan pertanyaan dari
peserta itu berakhir sekitar pukul setengah enam.
Pelatihan
menulis asyik untuk jadi penulis asyik itu ditutup dengan musikalisasi puisi
oleh Abah Yoyok dan Handoko F.Zainsam, solo vocal oleh Thomas serta tak lupa
sesi foto bersama. (ver/ft. ver & dok.CK)