SERANG, BANTEN MUDA – Menjadi penulis adalah salah
satu impian sebagian orang, karena menulis adalah pekerjaan mengabadikan
sejarah. Lewat tulisan, orang bisa menyampaikan suara hatinya, keinginan,
mimpi, dan atau pun bercerita tentang pengalaman hidup. Dengan tujuan
menstimulus anak-anak muda di Kota Serang, Forum Lingkar Pena Kota Serang (FLP
Serang) menggelar acara “Ngeteh Manis dengan Penulis” di gedung PSBB MAN 2 Kota
Serang, Minggu (30/6).
Acara yang
dihadiri sekitar 70 peserta ini ternyata tidak hanya berdatangan dari Kota
Serang, tetapi juga dari sejumlah daerah lain di Banten, di antaranya dari
Pandeglang, Cilegon, dan Rangkasbitung. “Alhamdulillah
animo peserta yang mendaftar cukup besar, melebihi target kami sebelumnya.
Woro-woronya hanya di seputar Kota Serang, tapi ternyata ada yang jauh-jauh
datang dari Pandeglang dan Rangkasbitung,” tutur Lia, panitia acara ini kepada Banten Muda.
FLP Kota
Serang sengaja mengundang Reni Erina, managing
editor majalah nasional sekaligus penulis novel Maurin dan Peri Pecicilan.
“Kita mengundang Bunda Erin karena beliau adalah sosok penulis yang sangat
dekat dengan remaja. Novel-novelnya juga sangat teenlit. Kita juga pengen peserta yang kebanyakan bermimpi ingin
menjadi penulis bisa sharing dengan Bunda seputar teknik mengirim tulisan ke
media,” ujar Lia menambahkan.
Dalam acara
yang berlangsung selama 3 jam itu, Erin menyampaikan bahwa modal utama untuk
menjadi seorang penulis adalah berani menulis. “Aku sering mendapat pertanyaan
dari pembaca majalah yang aku asuh. Mereka ingin menjadi penulis dan tulisannya
muncul di media, tapi ketika aku meninta mereka untuk mengirimkan tulisan
mereka, jawabannya sering bikin aku tertawa; aku gak berani, Bunda. Aku takut
ditolak!” cerita perempuan yang sudah menulis semenjak duduk di bangku Sekolah
Dasar ini.
Seorang
penulis juga harus peka dengan lingkungannya. Karena, menurut Erin ada begitu
banyak ide di lingkungan sekitar yang bisa diolah menjadi bahan tulisan. “Penulis
harus peka, harus update dengan
informasi. Sehingga dia tahu tentang apa yang ingin dia tulis. Selebihnya hanya
butuh latihan dengan banyak menulis dan membaca. Karena menulis fiksi bukan
serta-merta mengenyampingan data-data fakta. Menulis fiksi yang menggunakan
setting tempat nyata juga harus sesuai logika. Tidak mungkin kan penulis
membuat cerita yang tokohnya bermain salju di Serang, kan gak logis,” imbuhnya.
[*]