Serang, Banten Muda - Dalam
rangkaian acara Gebyar Diksatrasia, Himaprodi Diksatrasia Untirta melaksanakan
acara bedah buku Sketsa Sastra karya Firman Venayaksa, Senin (13/05).
Buku kumpulan esai yang berjumlah 19 itu dibedah oleh Nita Nurhayati, Wahyu
Arya, dan Ahmad Hanapiyah.
Acara
dimulai pada pukul 08.00 WIB, di Gedung B lantai 3 Auditorium Untirta, Serang,
Banten, dengan sesi pembahasan buku oleh para pembedah, mulai dari isi,
pertimbangan, kritik, hingga kelebihan buku tersebut. “Buku ini menjadi sangat
penting karena melihat sastra dengan sketsa, dan sketsa yang mensketsakan
sastra. Selain itu buku ini sangat bagus untuk manjadi bahan galian bagi
mahasiswa yang ingin menyusun skripsi,” ujar Ahmad Hanapiyah, yang segera
diamini oleh Wahyu Arya.
Wahyu
menilai, Sketsa Sastra menjadi menarik karena ada benang merah yang
memisahkan antara fakta dan fiksi. Namun Firman mampu meramunya dengan baik
sehingga fakta dan fiksi menyatu apik dalam buku ini.
Ketika
ditemui Banten Muda usai acara, penulis yang juga dosen ini menuturkan
bahwa Sketsa Sastra merupakan upaya dalam mendokumentasikan
tulisan-tulisannya yang pernah dimuat di media. “Buku ini adalah rekam jejak
saya selama menulis sepanjang 2004-2012, agar tidak berserakan dan bisa dibaca
oleh banyak orang,” ujarnya. Firman berharap Sketsa Sastra dapat menjadi
artefak dan contoh untuk teman-teman pembaca. Buku ini ditulis dengan bahasa
populer sehingga dapat dinikmati semua kalangan, bukan untuk kalangan akademisi
saja.
Di
sesi kedua, para peserta yang jumlahnya mencapai 50 orang diberikan kebebasan
untuk bertanya. Acara ini pun didukung penuh oleh para dosen Untirta, khususnya
dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. “Selamat atas terbitnya buku ini,
karena tidak banyak dosen yang dapat menerbitkan buku,” ungkap Doddy Firmansyah
saat memberikan sambutan. (IWN)