![]() |
Oleh : Iip Syafruddin |
Beberapa masalah yang
paling sering dihadapi penderita kanker anak dan dewasa adalah sebagian besar
pasien datang terlambat karena ketidak-tahuan atau mengabaikan penyakitnya,
petugas kesehatan kurang waspada, jauh dari pusat rujukan, masih mencari
pengobatan alternative meski sudah di vonis kanker sehingga pengobatan medis
terlambat, pusat pengobatan belum seragam dalam melaksanakan terapi dan
biayanya yang cukup mahal.
Hal ini disampaikan oleh Prof. dr. Djajadiman Gatot SpA(K),
salah satu pembicara pada Seminar Ilmiah Deteksi Kanker Sedini Mungkin pada
Anak yang di gelar oleh yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) bekerjasama
dengan Rumah sakit Kanker Dharmais, Sabtu (15/9) kemarin.
![]() |
Seminar
Ilmiah Kanker di Dharmais yang dilaksanakan oleh Yayasan Onkologi Anak Indonesia |
Seminar Ilmiah tentang kanker dilaksanakan bertempat di
Auditorium RS Dharmais ini juga menghadirkan 5 narasumber yang berkaitan dengan
penyakit kanker pada anak, hal ini dilakukan karena pengobatan kanker terutama
pada anak, tidak bisa dilaksanakan hanya oleh satu domain pengobatan saja.
“banyak faktor yang harus dilakukan oleh pusat pengobatan kanker, komprehensif
dan terkait satu sama lain, sehingga pengobatan kanker terutama pada anak tidak
setengah-setengah” ujar dokter spesialis kanker di RSCM ini.
Diketahui, ada beberapa jenis kanker yang sering terjadi pada
anak, seperti Leukimia Akut, Tumor Otak, Kanker Mata Primer (Retinoblastoma),
Kanker Kelenjar Getah Bening (lymphoma), Kanker Kelenjar Adrenal
(neuroblastoma), Kanker Ginjal Primer (wilms tumor), Kanker Otot Lurik
(rhabdomyosarcoma), dan Kanker Tulang Primer (osteosarkoma). “beberapa jenis
kanker ini sudah umum dan sering terjadi pada para pasien anak baik di RSCM
maupun di Dharmis ini” lanjutnya.
YOAI selaku pelaksana dari kegiatan seminar ilmiah ini, adalah
salah satu organisasi yang mengkhususkan pada anak dengan penyakit kanker.
Menurut Retno Tjokrosoeseno, wakil ketua YOAI mengatakan, bahwa YOAI tidak akan
pernah bosan untuk melaksanakan kegiatan serupa, sekaligus sebagai agenda
kerja-nya. “Visi YOAI salah satunya adalah melaksanakan penyadaran kepada
masyarakat, bahwa kanker pada anak bisa disembuhkan, asal terdeteksi sedini
mungkin dan secepatnya melakukan pengobatan medis”
Tak Ada Data Pasti

![]() |
Salah satu pasien anak yang di advokasi Penulis dan FBn dan tidak tertolong |
Ketika hal ini di konfirmasikan kepada pemerntahan setempat
melalui Dinas Kesehatan Provinsi, dr Danang selaku kabid P2PL dan staff nya di
P2 (Pengendalian Penyakit) mengatakan, bahwa data pasti penderitakanker sulit
di dapatkan. Hal ini karena belum tentu para pasien kanker yang di rujuk,
memberikan laporan kembali bahwa yang bersangkutan positif terkena kanker. Juga
tidak mudah untuk memberikan statement bahwa seseorang itu menderita kanker,
karena jenis penyakit kanker hanya bisa di periksa di rumah sakit-rumah sakit yang
di pusat, seperti Cipto dan Dharmais.
Ketika penulis kejar lebih lanjut menanyakan apakah memang tidak
ada data penderita kanker, staff bagian P2, dr. Tri mengatakan bahwa data
penderita kanker ada, tetapi hanya penderita kanker Serviks dan Kanker Payudara
saja, itupun hanya ada data dari 2 daerah saja, yaitu Cilegon dan Serang, yang
lainnya tidak ada. Sementara diketahui, berdasarkan data dari RS Dharmais,
bahwa salah satu penyumbang pasien Kanker terbanyak di Dharmsia adalah dari
Banten, terutama daerah Tangerang.
Penulis, selaku Koordinator Relawan Sosial Fesbuk Banten News,
salah satu lembaga yang concern terhadap kanker pada anak dan dewasa mempunyai
beberapa pasien yang di advokasi pengobatannya oleh FBn, sekitar 12 pasien
positif penderita kanker. Dari 12 pasien tersebut 5 pasien diantaranya adalah
anak-anak. Dan dari 5 anak yang di advokasi tersebut tidak ada satupun yang
berhasil melakukan pengobatan. Dan 12 pasien kanker ini baru hanya dari
golongan tidak mampu saja, kemungkinan besar masih ada pasien-pasein
kanker yang dari golongan mampu dan atau penderita kanker warga tidak mampu
yang belum ter-advokasi FBn, atau melaksanakan pengobatan sendiri di
pusat kesehatan kanker.
Ada beberapa faktor yang menjadi kendala sehingga 5 pasien anak
penderita kanker yang di advokasi FBn tidak tertolong, hal ini terjadi karena
masih minimnya pengetahuan kanker pada keluarga pasien sehingga sangat
terlambat pengobatannya, sering mencari pengobatan alternative tanpa pengobatan
medis, serta masih sulitnya meng-akses pengobatan kanker, dan juga pengaruh
psikologis dari penderita itu sendiri agar bisa sembuh. Beberapa faktor ini
yang mengakibatkan penderita kanker tidak kuat lebih lama lagi untuk survive,
akibat sel-sel kanker nya sudah merasuk pada organ-organ fital tubuh, sehingga
penderita meninggal dunia”
![]() |
Pasien
Yayat yang sekarang masih melaksanakan pengobatan di Dharmais, dan insya Allah 100% sembuh. |
Penulis mencontohkan pada kasus pak Yayat, warga tidak mampu
yang di advokasi FBn, berkat ketekunan dan kesabarannya dalam melakukan
pengobatan, Yayat sampai dengan saat ini sudah hampir 100 % sembuh. hal ini
memang selain karena melaksanakan pengobatan yang tepat, juga Yayat memiliki
psikologis yang kuat untuk sembuh. Dan itu menjadi salah satu modal dasar bagi
penderita kanker
Penulis menyimpulkan bahwa pada beberapa kasus pasien anak
dengan kanker, seperti yang di alami almarhumah Ajijah yang menderita kanker
tulang (osteosarkoma), keadaan pasien waktu kita temukan masih bisa untuk
sembuh, karena perkiraan dokter baru memasuki stadium 2. Tetapi karena vonis
dokter mengatakan bahwa Ajijah harus di amputasi, dan pihak keluarga belum
menyetujui, sehingga Ajijah dipulangkan dulu. Ternyata selang sekitar dua bulan
kemudian, meski sudah melakukan pengobatan alternative, ternyata kanker Ajijah
semakin kritis, dan akhirnya meninggal.
Hal-hal inilah yang kemudian melatar-belakangi
kami di Relawan FBn untuk melaksanakan satu kegiatan upaya untuk pengenalan
kanker lebih dini, melalui acara Road Show Deteksi Kanker Sedini Mungkin pada
Anak dan Dewasa pada medio Oktober nanti. Keinginannya yaitu bagaimana supaya keluarga
pasien kanker tau lebih banyak tentang kanker, sehingga proses penyadaran dan
pengobatan medis kepada keluarga sangat penting dilakukan. Agar para petugas
kesehatan lebih mengenali lagi jenis penyakit kanker, sehingga bisa memberikan
rujukan yang tepat kepada pasien. Memberikan gambaran utuh bagaimana caranya
untuk mendapatkan pengobatan medis pada 2 rumah sakit pusat rujukan kanker,
dan-lain-lain. *Mohon do'a dan supportnya untuk kegiatan tersebut
dari para pembaca*