Judul Skriptoria diatas
saya ambil dari sebuah status fb di wall seorang sahabat, buat saya kalimat yang
semula terlihat secara tidak sengaja itu cukup unik dan keren walaupun sedikit
provokatif. Memang belakangan ini kewirausahaan atau lebih dikenal dengan
istilah entrepreneurship menjadi sangat populer dikalangan anak muda. Walaupun
jumlahnya masih jauh dari ideal, banyaknya pengusaha muda yang bermunculan di
Banten menjadi angin segar ditengah tidak seimbangnya jumlah pencari kerja
dengan lapangan kerja yang tersedia, paling tidak budaya entrepreneurship yang
berkembang saat ini diharapkan sedikit demi sedikit dapat mengurangi angka
pengangguran.
![]() |
Oleh: Irvan Hq |
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu
aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha
dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya, sedangkan
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia
bebas merancang, menentukan, mengelola dan mengendalikan semua usahaya. (Amin, 2008).
Dalam edisi ini crew BieM bertemu dengan beberapa
entrepreneur yang memulai usahanya dari usia yang masih muda, ada yang sudah
sukses dan menikmati hasil jerih payahnya, tetapi ada juga yang baru memulai
dan beberapa belum berhasil. Kebanyakan dari mereka membuka usahanya di bidang
industri berbasis kreativitas seperti Fesyen, Desain, Video, Film, Fotografi,
Musik, Penerbitan, Percetakan, Kuliner, Barang Seni, dan sebagainya. Untuk menambah
inspirasi kepada para pembaca setia Banten Muda, kami juga bertemu dua
entrepreneur muda dari Jakarta dan Nganjuk yang sukses mengandalkan kekuatan
kreatifitasnya.
Pada tahun 1990, untuk mengantisipasi kondisi perekonomian di
Inggris yang terpuruk karena beralihnya pusat-pusat industri dan manufaktur ke
negara-negara berkembang yang menawarkan bahan baku, harga produksi dan jasa
yang lebih murah, mereka mendirikan National Science and the Art (NESTA) yang
bertujuan untuk mendanai pengembangan bakat-bakat muda di Inggris. Pentingnya
memperbaiki moral dan kualitas hidup warga Inggris untuk bersaing dan memimpin
di kompetisi dunia dipertegas pemerintah
Inggris pada tahun 1997 dengan membentuk Creative Industries Task Force yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kontribusi industri kreatif terhadap
perekonomian Inggris. (Wikipedia)
Bagaimana dengan Banten? Semakin tingginya
Upah Minimum Regional di Provinsi Banten mendorong pabrik-pabrik industri
pengolahan di Banten untuk pindah ke daerah lain yang upah buruhnya lebih murah.
Hal ini tentu saja berpotensi untuk menambah angka pengangguran di Provinsi
yang tercatat paling tinggi dibanding provinsi lain di Indonesia. Salah satu
solusi yang paling tepat adalah dengan menciptakan banyak entrepreneur muda
yang sukses sekaligus sebagai agen perubahan di Banten. Pentingnya merubah
persepsi tentang entrepreneurship di Banten ini secara lengkap akan dikupas
oleh sahabat saya Ali Faisal berikut tips bagaimana memasarkan produk kreatif dari
Praktisi Pemasaran Online Boyke Pribadi.
Banyak negara yang sudah membuktikan
rakyatnya makmur dan sejahtera ketika pemerintahnya memprioritaskan
kewirausahaan sebagai agenda utama dalam pembangunannya. Mari kita rubah pola
pikir kita bahwa sekolah atau kuliah bukanlah semata-mata bertujuan untuk
mencari pekerjaan, namun banyak pilihan didepan mata yang lebih menjanjikan
daripada sekedar bekerja. Jadilah Entrepreneur Muda Banten yang Visioner,
Kreatif dan Berani Mengambil Resiko, biar tambah ganteng. Semangat !