![]() |
Oleh: Samsiyah |
Selamat bertemu kembali sobat Bi-eM semuanya,
Edisi kali ini banyak disinggung tentang cinta, oleh karena itu saya juga akan membahas satu hal yang berkaitan dengan cinta. Sobat Bi-eM, semua pasti sudah tahu makanan yang satu ini: memiliki rasa yang manis, berwarna cokelat dan sering dijadikan sebagai bahan pembuat kue atau sebagai hadiah saat perayaan. Ya, makanan itu adalah coklat!! Di Bulan Februari, coklat sangat identik dengan hari Valentine, yaitu hari kasih sayang, dan mari bicara tentang coklat…
O, iya, sekilas info untuk sobat Bi-eM semua, coklat (c-o-k-l-a-t) itu adalah makanan sedangkan cokelat (c-o-k-e-l-a-t) adalah warna. Jadi jangan sampai tertukar pengertian dan saat penulisan ya.
Sejarah Coklat
Awalnya, kata coklat berasal dari kata xocoatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Suku Aztec dan Maya di Mexico percaya bahwa Dewa Pertanian telah mengirimkan coklat yang berasal dari surga kepada mereka. Menurut kepercayaan suku Maya, coklat merupakan makanan para dewa. Namun kemudian antara tahun 1502-1528, Cortes membawa coklat ke Spanyol dan oleh orang-orang Spanyol, minuman pahit tersebut dicampur gula sehingga rasanya lebih enak. Coklat kemudian menyebar ke Perancis, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1765 didirikan pabrik coklat di Massachusetts AS. Dalam perkembangannya, coklat tidak hanya menjadi minuman tetapi juga menjadi snack yang disukai anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Kandungan Coklat
Biji coklat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan protein 9%. Walaupun kandungan lemak dalam biji coklat bisa dikatakan tinggi, sobat Bi-eM tidak perlu khawatir gemuk ya pada saat makan coklat, karena pada dasarnya coklat hanya mengandung lemak nabati yang tidak berpotensi menjadi timbunan lemak di dalam tubuh. Lemak nabati coklat bernama cocoa butter, artinya, di dalam tubuh lemak itu dicerna lebih lambat dan diserap lebih sedikit oleh tubuh sehingga tidak membuat gemuk. Protein coklat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan.
Coklat mengandung endorphine, yaitu hormon yang diproduksi tubuh yang berfungsi meningkatkan rasa senang dan menghilangkan rasa nyeri (tapi hal ini terjadi jika belum ada kerusakan/ keseimbangan depresi). Tetapi sobat Bi-eM jangan salah paham ya, walaupun coklat dapat membuat seseorang menjadi lebih tenang dan senang (saat stress/ tidak nyaman), namun coklat tidak dapat menyembuhkan stress atau perasaan tidak nyaman itu sendiri. Selain endorphine, coklat juga memiliki theobromin yang dapat menstimulasi sel saraf sehingga menimbulkan efek rileks. Selain itu, theobromin dalam tubuh akan merangsang produksi serotonin yang kemudian membuat mood atau perasaan menjadi lebih baik.


Sekian untuk edisi kali ini, semoga bermanfaat dan ayo menjadi cermat dalam memilih makanan, kecermatan kita menentukan kesehatan dan masa depan kita. (Samsiyah).
(Diolah dari beragam sumber)